Saturday, February 20, 2021

STRIPPING RATION (SR) DAN BREAK EVEN STRIPPING RATION (BESR)

Dalam Dunia Pertambangan sangat umum dikenal dan tidak pernah lepas dari yang namanya Stripping Ration (SR) dan Break Even Stripping Ration, apa itu SR dan BESR ??? berikut penjelasannya.


STRIPPING RATION (SR)

Merupakan perbandingan antara volume (tonase) tanah penutup yang harus   dibongkar   untuk  mendapatkan   satu   ton   batubara   pada   areal   yang   akan   ditambang. Rumusan umum yang sering digunakan untuk menyatakan perbandingan ini dapat dilihat pada persamaan berikut :

SR = Total Volume OB /   Total Tonase Batubara  

Total Volume OB di dapatkan dengan menggunakan rumus kerucut terpancung. 

- Rumus Kerucut Terpancung  

     =  V   :  L  /   3  (S1 +  S2  + ( S1 + S2) I ^ 2 )

Keterangan:
V   = Volume cadangan
L   = Jarak S1 dan S2
S1 = Luas Penampang Atas
S2 = Luas Penampang Alas

Untuk mencari total volume OB, maka tahapan yang dilakukan adalah membuat penampang. Dimana jika diketahui jarak sebenarnya di lapangan adalah 200 m dan pada peta 1.8, maka didapatkan skala = 200/1.8= 111.11.

Untuk mendapatkan interval perpenampang, jika diketahui arah sebarannya 50 m. Maka:

1.8    =   200
 X            50

X  = (1.8 x 50 ) / 200 = 0.45 cm

Setelah mendapatkan skala dan interval, tahap selanjutnya adalah mencari L yaitu jarak S1 dan S2.

L  = skala  x interval  = 111.11 x 0.45 = 49.9995

Untuk mencari S1 dan S 2 ( L)

L   = ( jumlah kotak pada mm block x 25 ) X (0.1 x skala) ^2

Tahap   terakhir   adalah   dengan   mencari   volume   OB   dengan   menggunakan   metode   kerucut terpancung pada rumus di atas. Volume OB tersebut dihitung perpenampang dan nanti akan dijumlahkan sehingga menjadi total volume OB.

Cara mencari Total Volume Batubara sama dengan mencari Total Volume OB yaitu dengan metode kerucut terpancung. Dengan skala, interval penampang juga sama seperti di atas, yang membedakan hanya mencari S1 dan S2 ( L)

 L   = ( jumlah kotak pada mm block x 1 ) X (0.1 x skala) ^2

Setelah di dapatkan total volume batubara maka dikalikan dengan berat jenis batubara yaitu 1.3 yang biasa disebut dengan tonase. Setelah semuanya telah diketahui baik Volume OB dan Tonase BB, maka di gunakanlah rumus Striping Ratio (SR)


BREAK EVEN STRIPPING RATION (BESR)

Merupakan perbandingan antara keuntungan kotor dengan ongkos pembuangan OB. Rumusan umum yang sering digunakan untuk menyatakan perbandingan ini dapat dilihat pada persamaan berikut :

                  Cost penggalian bijih
BESR = --------------------------------------- 
                  Cost pengupasan OB

Untuk memilih system penambangan digunakan istilah BESR-1 bagi open pit yaitu overall stripping ratio.

BESR-1 > 1 = Tambang terbuka
BESR-1 < 1 = Tambang dalam
BESR = 2 = Bisa Tambang terbuka/Tambang dalam

Kemudian   setelah   ditentukan   yang   dipilih   Tambang   terbuka   maka   dalam   rangka pengembangan  rencana penambangan tiap tahap digunakan istilah economic  stripping ratio (BESR-2).

                            Recovable value/ton 
                            ore - Production cost/ton ore 
BESR-2 = ------------------------------------------------------------
                             Stripping cost/ton ore 

BESR-2 untuk menentukan maksimal berapa ton waste yang disingkirkan untuk memperoleh 1 ton ore agar tahap penambangan ini masih memberikan keuntungan (max allowable stripping ratio) dan untuk menentukan batas pit (pit limit).

BESR merupakan kelanjutan dari tahapan SR, dimana dalam tahap BESR ini berkaitan dengan biaya-biaya seperti biaya produksi, BBM, biaya administrasi&umum, Gajih&upah, investasi jalan, pelabuhan dan lain-lain.

a. Biaya Produksi:

Pada biaya produksi menjelaskan tentang biaya pada alat-alat mekanis yang digunakan seperti:


Alat-alat tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan yang ada (jumlah alat), dimana bila dikalikan dengan harga-harga alat tersebut didapatkan jumlah total biaya produksi.

b. BBM,oli dan Perawatan

Berdasarkan pada biaya produksi dan alat mekanis yang ada. Maka diperlukan biaya BBM dan perawatan pada alat. Dimana biaya BBM diketahui Rp. 9.500/liter dan dihitung juga biaya produksi/jam  hasil tersebut dkalikan berdasarkan umur tambang yang telah diketahui.

c. Biaya administrasi dan umum

Pada   biaya   administrasi   dan   umum   merupakan   total   biaya   pekerja   pada   bagian administrasi dan umum  dalam suatu pertambangan.


Pekerja tersebut digajih sesuai dengan standar yang berlaku dan umur tambang yang telah diketahui.

d. Gajih dan Upah

Pada gajih dan upah merupakan total biaya pekerja dalam suatu pertambangan.


Pekerja tersebut digajih sesuai dengan standar yang berlaku dan umur tambang yang telah diketahui

e. Biaya investasi jalan, pelabuhan dan lain-lain.


Setelah semua biaya-biaya tersebut diketahui mulai dari biaya produksi, BBM, biaya administrasi&umum, Gajih&upah, investasi jalan, pelabuhan dan lain-lain. Maka  biaya tersebut  ditotalkan   menjadi     ongkos   biaya   produksi.   Pendapatan/ton   bijih   didapat berdasarkan   tonase  BB   x   Harga   BB/ton.   Sedangkan   biaya   striping   cost/   ongkos pengupasan tanah di dapat dari  penjumlahan total biaya BBM, Oli dan Perawatan  + Total harga alat  +  Biaya Pengupasan OB  +  Biaya Pengupasan lahan. 

Hasil pendapatan, ongkos produksi, serta biaya striping cost tersebut di masukan dalam penghitungan BESR. Bila diketahui nilai BESR lebih besar dari Striping Ratio maka diasumsikan bahwa tambang tersebut menggunakan metode tambang terbuka. Dan jika diketahui   nilai   SR   lebih   besar   dari  nilai   BESR   maka   diasumsikan   bahwa   tambang tersebut termasuk tambang bawah tanah, tetapi dilihat juga berdasarkan faktor-faktor lainnya.



No comments:

Post a Comment

Silahkan tuliskan komentar anda...!!!

Popular Posts

Terbaik Untuk Anda